Lugas dan Berimbang

- Advertisement -

Dinkes Bangka Selatan Catat Kasus HIV di Basel Bertambah

0 59

TOBOALI- Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan mencatat terjadi penambahan kasus Human Immunodeficiency Virus alias HIV di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2024.

Mirisnya kasus HIV ini terjadi lantaran praktik seks bebas yang dilakukan oleh kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau LGBT. Utamanya dengan kategori laki-laki sama laki-laki (LSL).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengatakan selama periode Januari sampai akhir Oktober 2024 tercatat sembilan temuan kasus baru HIV.

Kasus baru tersebut rata-rata diidap oleh kaum laki-laki, sedangkan sisanya diderita oleh kaum perempuan. Diprediksi jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan skrining HIV yang dilakukan.

“Kita mencatat terdapat sembilan kasus HIV baru selama periode Januari sampai Oktober 2024,” kata dia kepada, Kamis (31/10/2024).

Slamet Wahidin menjelaskan sembilan kasus baru terdata mayoritas diidap oleh kalangan usia produktif, mulai dari 20 sampai 40 tahun ke atas. Sayangnya dari jumlah kasus HIV baru yang tercatat, lima kasus di antaranya diderita oleh populasi LGBT khususnya LSL.

Sementara empat kasus lainnya merupakan populasi umum dan wanita pekerja seks (WPS). Adanya kasus HIV kategori LSL lantaran pihaknya telah intens melakukan intervensi terhadap kaum LGBT.

LGBT menjadi penyumbang kasus paling banyak dan membuat kekhawatiran di tengah masyarakat. Maka dari itu pemerintah berupaya menekan angka kasus HIV agar tak terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Padahal praktik seks yang tidak aman dapat meningkatkan potensi seseorang terpapar HIV, terlebih dengan bergonta-ganti pasangan.

“ Rata-rata kasus HIV baru usia produktif. Kelompok populasi yang sangat berisiko itu WPS dan LGBT termasuk di dalamnya LSL,” jelas Slamet Wahidin.

Adapun penyebab temuan kasus baru HIV karena adanya pergeseran masyarakat yang sudah mulai sadar memeriksakan dirinya. Kasus HIV terdata sampai kini belum menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.

Disebabkan kasus HIV merupakan fenomena gunung es. Mengingat kasus yang terungkap atau muncul ke permukaan hanya bagian luarnya dan masih sangat sedikit jika dibandingkan kasus sebenarnya.

Oleh karenanya DKPPKB rutin melakukan skrining atau pengecekan kesehatan terhadap kelompok risiko tinggi. Mulai ibu hamil sampai WPS di tempat lokalisasi secara berpindah-pindah.

Namun yang masih menjadi kendala yaitu tes HIV kepada kelompok LGBT dikarenakan komunitas mereka tertutup. Pihaknya mengaku tidak bisa memonitor secara terbuka jumlah valid kaum LGBT.

“Kita mengalami kesulitan untuk masuk ke komunitas LGBT, kecuali WPS ataupun populasi lain mereka kooperatif. Tetapi kalau komunitas LGBT mereka tertutup, kita sulit untuk menjangkau,” tuturnya.(Dika)

Leave A Reply

Your email address will not be published.