TOBOALI- Dinas Kesehatan Penduduk, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan mencatat angka penderita tuberkulosis atau TBC di daerah itu, sejak Januari hingga Agustus 2024 mencapai 176 orang.
Kepala Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKPPKB Basel Slamet Wahidin mengatakan, bahwa penderita TBC aktif sebanyak 176 orang tersebut, ditemukan di semua kalangan usia yang berisiko tinggi terkena TBC mulai dari usia anak anak, remaja hingga dewasa.
” Temuan kasus baik untuk penderita yang telah positif TBC maupun yang suspect, diambil dari data Puskesmas ataupun Rumah Sakit yang ada di wilayah Bangka Selatan,” kata Slamet.
Adapun jumlah sebaran penderita TBC di beberapa pelayanan kesehatan yang ada di Basel diantaranya, Puskesmas Airgegas 17 orang, Puskesmas Payung 8 orang, Puskesmas Simpang Rimba 20 orang, Puskesmas Tanjung Labu 6 orang, Puskesmas Pongok 1 orang,
Kemudian Puskesmas Batu Betumpang 8 orang, Puskesmas Toboali 40 orang, Puskesmas Tiram 11 orang, Puskesmas Rias 12 orang, Puskesmas Airbara 4 orang, RSUD Junjung Besaoh 29 orang, Rumah Sakit kriopanting 18 orang dan 2 orang penderita baru.
” Jadi Rumah Sakit dan Puskesmas Bangka Selatan rata rata sudah menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk mendeteksi dan mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TBC), sehingga dapat lebih mudah mendeteksi pasien penderita tuberkulosis,” tambahnya.
Slamet menjelaskan, tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC ini memiliki penularan yang begitu cepat menyerang paru-paru, dan juga menyerang organ lain seperti kulit.
Gejala awal TBC salah satunya batuk berdahak lebih dari dua minggu, batuk berdarah, sesak napas, lemas, penurunan berat badan, demam, dan keringat malam.
“Jika ada gejala TBC seperti batuk lebih dari dua Minggu , maka warga kami sarankan untuk dilakukan pemeriksaan skrining atau pemeriksaan gejala TBC,” terang Slamet.
Begitu juga dengan orang orang yang sering melakukan kontak atau berinteraksi dengan penderita batuk lebih dari dua minggu maka diwajibkan bagi seluruh keluarga yang berkontak dengan penderita TBC harus dilakukan pemeriksaan dahak dan mereka wajib minum obat TBC sebagai bentuk pencegahan. (Dika)