SATUARAHNEWS – Banjir yang melanda areal persawahan di Desa Fajar Indah, Kecamatan Pulau Besar, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung sudah mulai surut. Tidak hanya itu, luas areal persawahan yang terendam banjir kini telah berangsur berkurang. Dengan kondisi ini diharapkan petani padi di wilayah itu tak terancam gagal panen.
Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, Risvandika mengatakan pemerintah daerah terus melakukan koordinasi dan kerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Langkah tersebut guna mengatasi permasalah banjir yang melanda kawasan sentra pertanian di Desa Fajar Indah. Sejak dua hari terakhir penanganan banjir terus dilakukan dengan cara penggalian saluran air.
“Saat ini dilakukan sodetan atau penggalian sekaligus pembersihan saluran. Untuk mengurangi banjir yang berada di dalam sawah,” kata dia Jumat (26/9/2025).
Risvandika mengungkapkan imbas proyek penggalian tersebut saat ini areal persawahan yang terendam banjir termasuk debit air terus berkurang. Semula dari 235,5 hektare lahan yang sudah ditanami padi, lahan seluas 117 hektare atau 49,68 persen sawah terendam banjir. Sedangkan saat ini lahan areal persawahan yang mengalami banjir telah berkurang seluas kurang lebih 23,4 hektare.
Sisanya seluas kurang lebih 93,6 hektare sawah masih mengalami banjir dengan ketinggian hingga 40 sentimeter. Pengurangan genangan air di persawahan terus dilakukan dengan pembersihan saluran irigasi. Termasuk melakukan pendalaman alur di beberapa saluran utama yang telah terjadi pendangkalan dan menyebabkan banjir.
“Pembersihan telah dilakukan kurang lebih dua hari. Alhamdulillah sudah ada penurunan luas lahan yang terendam banjir sebanyak 20 persen,” ujar Risvandika.
Diakuinya banjir memang kerap melanda kawasan persawahan di Desa Fajar Indah setiap tahunnya. Kondisi ini disebabkan oleh pembangunan infrastruktur persawahan yang kurang optimal. Banyak saluran irigasi persawahan yang pembangunannya belum sempurna. Mayoritas saluran irigasi masih mengandalkan tanggul yang dibuat dengan tumpukan tanah.
Selain itu, serangan hama dan penyakit padi turut memperparah dan menyebabkan gagal panen bagi petani. Dalam mengatasi masalah banjir telah diambil keputusan jangka panjang seperti penataan wilayah irigasi yang dikomandoi oleh BWS. Termasuk pembangunan embung dalam mengantisipasi banjir serta perbaikan saluran irigasi serta infrastruktur pertanian.
“Karena dengan semakin sering pengolahan lahan sawah di Desa Fajar Indah itu bisa menjadi sempurna. Seperti sawah di Desa Rias, Desa Serdang dan Desa Pergam,” paparnya.
Risvandika berharap dengan kucuran bantuan dana, bibit hingga alat dan mesin pertanian (Alsintan) dari Kementerian Pertanian terjadi peningkatan produksi padi di Desa Fajar Indah. Koordinasi terus dilakukan dengan BWS untuk peningkatan infrastruktur irigasi. Ke depan targetnya bisa disempurnakan dan menyelesaikan permasalahan yang setiap tahun terjadi seperti banjir dan kekeringan saat musim kemarau.
“Targetnya tahun ini ada perluasan lahan dari 235,5 hektare menjadi 250 hektare,” pungkas Risvandika. (Red)