Lugas dan Berimbang

Menebar Senyum, Menanam Harapan, Bakti Sosial PDGI Babel untuk Santri Pesantren Arroyan

0 265

Satuarahnews.com – Di balik pagar sederhana Pondok Pesantren Arroyan Qiyamull Lail, Sabtu pagi (13/9) itu, terlihat raut wajah-wajah muda yang berseri. Santri-santri berpakaian rapi, dengan senyum malu-malu, menyambut kedatangan rombongan dokter gigi dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Wilayah Bangka Belitung.

Mereka bukan datang dengan janji-janji, tapi membawa aksi nyata. Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Gigi Nasional, PDGI menggelar bakti sosial—sebuah bentuk pengabdian yang tak hanya menyentuh sisi medis, tetapi juga sisi kemanusiaan. Di sanalah, senyum dan harapan bertemu.

Dihadiri oleh berbagai tokoh, seperti Dewan Penasehat LDII Bangka Belitung Supriyadi, Ketua DPD LDII Pangkalpinang Hazarullah, serta Ketua PDGI Babel drg. Dyah Savitri, MMKes bersama jajaran, kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan yang hangat antara tenaga medis, pendidik, dan para santri—mereka yang kelak akan menjadi penerus bangsa.

Pagi itu, halaman pesantren berubah menjadi ruang belajar terbuka. Para dokter gigi berdiri di tengah lingkaran santri, mengajarkan cara menyikat gigi yang benar, mengenalkan pentingnya menjaga kebersihan mulut, dan menjelaskan betapa kesehatan gigi adalah bagian dari ibadah—dari syukur atas tubuh yang sehat.

Bukan hanya ceramah. PDGI juga membagikan sikat dan pasta gigi, lalu membuka layanan pemeriksaan gigi gratis. Tak sedikit santri yang awalnya gugup, namun akhirnya tersenyum lega setelah diperiksa dan mendapat penjelasan langsung dari dokter.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin hadir langsung di tengah masyarakat, khususnya adik-adik santri. Semoga mereka bisa tumbuh dengan lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini,” tutur drg. Dyah Savitri, penuh harap.

Di sisi lain, Ketua Panitia drg. Ahmad Ridwan melihat kegiatan ini sebagai investasi jangka panjang—bukan dalam bentuk materi, tetapi dalam bentuk pemahaman dan kebiasaan baik yang ditanamkan sejak dini.

“Kami ingin para santri memahami bahwa merawat gigi bukan hal sepele. Dari kebiasaan kecil seperti menyikat gigi yang benar, mereka bisa mencegah banyak masalah kesehatan di masa depan,” jelasnya.

Namun, ada pula catatan penting yang ditemukan dari hasil pemeriksaan. drg. Erida Sari dan drg. Fivie Oktarina mengungkapkan bahwa cukup banyak santri yang sudah mengalami karies atau gigi berlubang.

“Ini sungguh menyentuh hati. Anak-anak ini masih muda, penuh semangat, namun sebagian dari mereka sudah mengalami masalah gigi. Padahal masa depan mereka masih begitu panjang. Karena itu, penting sekali membiasakan perawatan gigi sejak sekarang,” ujar mereka dengan nada prihatin. 

Di balik senyum para dokter dan tim, ada rasa lega yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bukan karena pekerjaan selesai, melainkan karena hari itu, mereka bukan sekadar memeriksa gigi—tetapi menyentuh kehidupan.

Dan di balik senyum para santri, ada semangat baru yang tumbuh. Semangat untuk merawat diri, menjaga anugerah tubuh yang telah Allah titipkan. Sebab senyum yang sehat bukan hanya soal estetika, tapi juga tentang harga diri, kebahagiaan, dan masa depan.

Di pesantren sederhana itu, PDGI Bangka Belitung menanam benih perubahan. Satu senyum demi senyum, satu sikat gigi demi satu masa depan yang lebih cerah.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.