Satuarahnews.com– Ada yang berbeda di Puskesmas Temberan, Jum’at pagi itu. Bukan hanya suasana haru dan senyum anak-anak yang bersiap menjalani prosesi khitan, tapi juga hadirnya sosok berseragam polisi yang tak sekadar hadir sebagai tamu. Kapolsek Bukit Intan, Kompol Yosyua Surya Admaja, turun langsung mengantar dua anak nelayan untuk menjalani khitan, dalam sebuah aksi yang begitu menyentuh hati.
Muhammad Abbizar dan Ferdiansyah, dua bocah berusia empat tahun asal Kelurahan Temberan, tampak tenang dan percaya diri saat datang ke Puskesmas. Di sisi mereka, berdiri Kompol Yosyua — bukan dalam tugas penegakan hukum, melainkan sebagai sosok pelindung dan pengayom yang merangkul warganya dalam situasi yang paling personal.
“Alhamdulillah, dalam kegiatan Jum’at Berkah ini, kami bisa membantu dua anak untuk berkhitan. Mereka adalah anak dari orang tua yang berprofesi sebagai nelayan. Kami ingin hadir bukan hanya saat ada masalah, tapi juga saat masyarakat membutuhkan bantuan,” tutur Yosyua dengan mata berbinar.
Aksi ini bukan sekadar bagian dari kegiatan sosial, namun juga gambaran nyata filosofi kepolisian modern — yang hadir di tengah masyarakat, merasakan denyut kehidupan warga, dan memberi solusi dalam setiap tantangan hidup mereka. Dengan restu dari Kapolresta Pangkalpinang, Kombes Pol Max Mariners, kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Polresta untuk memastikan akses kesehatan yang adil dan merata, khususnya bagi keluarga prasejahtera.
Program Jum’at Berkah sendiri bukanlah hal baru bagi Polsek Bukit Intan. Namun, kali ini, pelaksanaannya terasa lebih personal. Kompol Yosyua tidak hanya memfasilitasi, tetapi juga hadir secara fisik dan emosional dalam proses tersebut — sesuatu yang jarang terlihat dalam praktik birokrasi pelayanan publik.
“Kami berharap program seperti ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Ini bagian dari bentuk kehadiran polisi sebagai sahabat warga,” ujar Yosyua, didampingi Bhabinkamtibmas Kelurahan Temberan.
Selain program Jum’at Berkah, Polsek Bukit Intan juga aktif mengadakan berbagai kegiatan sosial lainnya, seperti Gerakan Pangan Murah, yang rutin digelar untuk membantu warga menghadapi gejolak harga bahan pokok.
Melalui tindakan sederhana namun penuh makna ini, Kompol Yosyua dan jajarannya menunjukkan bahwa kepolisian bukan sekadar institusi penegak hukum, melainkan juga bagian dari denyut kehidupan masyarakat. Di tengah hiruk pikuk tugas dan tanggung jawab, selalu ada ruang untuk empati dan kepedulian.
Hari itu, di Puskesmas Temberan, dua anak kecil mendapatkan lebih dari sekadar layanan kesehatan — mereka mendapatkan pengalaman pertama tentang bagaimana negara hadir, bukan hanya dalam bentuk undang-undang, tapi juga dalam pelukan hangat seorang polisi yang peduli.(Red)