Satuarahnews.com -Ratusan hektar areal persawahan di Desa Fajar Indah, Kecamatan Pulau Besar, Kabupaten Bangka Selatan, terendam banjir akibat meluapnya saluran irigasi. Genangan air sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir dan mengancam tanaman padi milik petani setempat.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bangka Belitung bersama DPRD Bangka Selatan dan para petani segera melakukan langkah penanggulangan darurat. Alat berat dikerahkan ke lokasi untuk membuat sodetan sebagai jalur pembuangan air agar debit yang menggenangi lahan persawahan bisa segera surut.
Kepala BWS Babel, Yogi Pandu Satriawan, menegaskan bahwa penanganan banjir di Desa Fajar Indah tidak hanya dilakukan secara sementara, tetapi melalui tahapan yang berkelanjutan.
“Untuk jangka pendek kami langsung melakukan pembuatan sodetan di lapangan agar air segera mengalir ke saluran pembuangan. Pada jangka menengah, akan dilanjutkan pembangunan saluran irigasi baru. Sedangkan jangka panjang, penanganan banjir dilakukan secara menyeluruh supaya persoalan serupa tidak terulang,” jelas Yogi.
Selain itu, koordinasi dengan pemerintah daerah juga dilakukan agar penanganan banjir berjalan efektif. BWS Babel memastikan keterlibatan berbagai pihak, termasuk masyarakat, dalam mendukung upaya penyelamatan sawah yang terdampak.
Sementara itu, petani Desa Fajar Indah, Hendro, menyambut positif langkah cepat pemerintah.
“Kami berterima kasih karena dengan adanya sodetan ini air yang sebelumnya menggenangi sawah sudah mulai surut. Mudah-mudahan padi kami bisa tetap tumbuh dan tidak gagal panen,” ujar Hendro.
Hendro menambahkan, genangan air yang sebelumnya hampir menutupi seluruh tanaman padi membuat petani khawatir akan gagal panen total. Namun setelah adanya penanganan darurat, kondisi mulai berangsur membaik.
Upaya penanggulangan banjir di Desa Fajar Indah ini diharapkan menjadi solusi sementara, sembari menunggu pembangunan infrastruktur irigasi jangka panjang yang lebih permanen. Pemerintah juga menargetkan agar persoalan banjir musiman di wilayah persawahan tidak lagi menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan daerah.(Red)