TOBOALI- Disemester kedua kali ini, kelas 5 a dan 5 b SDIT Alam Cahaya mengadakan outing class ke tambak udang biofloc Milenial Desa Sadai, Kabupaten Bangka Selatan.
Kunjungan ke tambak udang biofloc ini merupakan bentuk pembelajaran dini bagi peserta didik untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para siswa tentang budidaya udang yang ramah lingkungan.
” Melalui kunjungan ini, harapan kami para siswa dan siswi SDIT Alam Cahaya dapat belajar tentang konsep biofloc, cara kerjanya, dan manfaatnya dalam budidaya udang,” kata Wali Kelas 5 B Sdit Alam Cahaya, Rega, Jumat (20/06/2025).
Selain itu, Rega menyebutkan bahwa kunjungan ini sekaligus untuk mengetahui ragam jenis usaha yang berkembang dan aktivitas ekonomi yang ada di masyarakat Bangka Selatan.
Salah satunya mempelajari dan memahami proses budidaya udang vaname, serta mengidentifikasi aktivitas ekonomi yang terintegrasi didalamnya.
Disamping itu, para siswa juga melakukan observasi langsung ke kolam biofloc serta mencatat berbagai proses yang mereka lihat. Mereka mengamati kondisi air, jenis pakan, serta alat-alat yang digunakan dalam budidaya.
” Kegiatan ini tidak hanya membuka wawasan mereka tentang cara kerja usaha tambak udang, tetapi juga mengasah keterampilan berpikir kritis dan kemampuan mencatat informasi penting,” tambahnya.
Para siswa dan siswi juga melakukan sesi wawancara, secara berkelompok mereka mengajukan pertanyaan kepada tim penyuluh pokdakan tentang kendala dalam budidaya, pemasaran hasil panen, dan dukungan dari pemerintah daerah.
Setelah itu, catatan hasil mereka observasi dilapangan, akan mereka kembangkan sebagai bahan dalam tugas proyek kelas.
Mereka berdiskusi secara kelompok untuk menghubungkan informasi yang diperoleh dengan materi pelajaran IPAS tentang kegiatan ekonomi dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat.
Adapun observasi dan wawancara, yang dilakukan anak anak yakni mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ekonomi di daerah tersebut, seperti kondisi geografis, teknologi yang digunakan, serta permintaan pasar.
Tak hanya itu, siswa juga diajak menganalisis dampak kegiatan tambak terhadap lingkungan sekitar, seperti penggunaan air dan potensi limbah, serta bagaimana pengelolaan yang baik dapat mendukung keberlanjutan lingkungan. Hasil analisis ini kemudian dipresentasikan dalam forum kelas sebagai bagian dari pembelajaran berbasis proyek.
Sementara itu, Indra selaku pengelola tambak udang menjelaskan adapun langkah-langkah dalam membudidayakan udang vaname, mulai dari persiapan lahan, pembibitan, pemeliharaan, dan pemasaran.
” Dengan harapan, anak-anak ini bisa tertarik untuk terjun langsung di usaha budidaya udang vaname sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian mereka nantinya,” harapnya. (Dika)