PANGKALPINANG – Tugas Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) merupakan tugas yang mulia, karena yang diurusi bukanlah orang yang kita kenal, tapi mereka semua adalah keluarga dan anak-anak kita, mari beri pelayanan terbaik, agar Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) bisa menyumbang generasi emas untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045 dan bisa membangun Indonesia lebih baik lagi.
Hal ini diungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Kep. Babel Suganda Pandapotan Pasaribu saat membuka kegiatan Rekonsiliasi Percepatan Penurunan Stunting semester 2 Tahun 2023 Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Swissbel Hotel (17/10/2023).
Menurut hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, Indonesia menempati rangking 5 dunia prevalensi stunting terbesar dengan prevalensi mencapai 37% atau hampir 9 juta anak balita. Pemerintah telah melakukan serangkaian strategi untuk menurunkan angka prevalensi stunting. Hasilnya, angka prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 27,67% pada tahun 2019 (hasil studi status gizi balita Indonesia, SSGBI 2019) menjadi 24,4% pada tahun 2021 (hasil studi status gizi Indonesia, SSGI 2021) dan menjadi 21,6 pada tahun 2022 (hasil studi status gizi Indonesia, SSGI 2022).
Sedangkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berdasarkan SSGBI tahun 2019, angka prevalensi stunting Bangka Belitung berada pada angka 19,9 selanjutnya turun menjadi 18,6 pada 2021 (SSGI 2021) dan pada tahun 2022 menjadi 18,5 (SSGI 2022).
“Harapan kita bersama adalah agar TPPS ini dapat berperan secara aktif, konvergen, dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor terkait, memastikan tagging anggaran percepatan penurunan stunting di seluruh opd dan dilaksanakan secara bersinergi dan bersama-sama,” ujarnya Pj. Gubernur Suganda.
Dikatakan Pj. Gubernur Suganda, selama 6 bulan dirinya bertugas di Kep. Babel ada beberapa kondisi yang berbeda antara Kep. Babel dan daerah lainnya di Indonesia.
“Saya waktu turun ke lapangan, mendapati kondisi di Kep. Babel agak sedikit berbeda, jika di daerah lain mungkin rata-rata stunting karena faktor ekonomi sehingga anak belum bisa mendapatkkan asupan gizi yang cukup. Tapi berbeda ketika di Kep. Babel, kami sudah keliling, bahkan orang tuanya pada kemampuan ekonomi yang mampu, tapi masih ada anaknya yang mengalami stunting,” jelas Pj. Gubernur Suganda.
Dituturkan Pj. Gubernur Suganda, bahwa inilah real kondisi di lapangan. Upaya selanjutnya yang dilakukan Pemprov. Kep. Babel yakni pada anggaran perubahan 2023, Pemprov. Kep. Babel akan dilakukan pemberian makanan tambahan langsung kepada anak-anak stunting.
“Semoga dengan langkah ini bisa mendongkrak gizi dan sebagainya. Di sisi lain kami membantu masyarakat miskin, subsidi ada sekitar 14.000 dan ini akan beririsan apabila ada anaknya yang stunting. Harapan kita di tahun ini dan tahun depan stunting kita bisa turun di angka 14 persen,” tambahnya.
Sementara itu, Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN RI Eli Kusnaeli dalam sambutannya yang mewakili Kepala BKKBN Pusat mengatakan pada 2024-2045 disaat 100 taun Indonesia merdeka akan memasuki Indonesia Emas, pada saat itu Indonesia harus memiliki manusia unggul.
“Pembangunan tetap harus berjalan, tapi kita sepakat dalam rencana pembangunan jangka panjang 2045 memiliki generasi unggul yang disebut Indonesia Emas, yakni pertama memiliki kecerdasan yang komprehensif, damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter kuat sehat menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul,” ujarnya.
Penulis: Lisia Ayu
Foto: Saktio
Editor: Elvianti