JAKARTA- Ketua Forwaka Kepulauan Bangka Belitung, Ngadianto Asri berkesempatan menyambangi Sekretariat Forwaka Kejagung RI di Jalan Sultan Hasanuddin Dalam No1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (23/92019).
Dalam moment bahagia itu, Ketua Forwaka Babel disambut antusias oleh Ketua Forwaka Kejagung, Zam Zam Siregar, Sekretaris 1, Baren Antonio Siagian dan segenap pengurus lainnya.
“Kita sangat berterima kasih kedatangan ketua Forwaka Babel untuk bersilaturahmi langsung ketemu. Biasanya kita via telepon dan bisa langsung kesini. Apalagi yang saya dengar kedepan Forwaka Babel mau menggadakan acara sunatan massal, itu sangat kami dukung sekali dan itu luar biasa. Jangankan kemanuasian, agama pun menyuruh untuk menyantuni anak yatim, ” ujar Zam Zam Siregar saat berbincang hangat dengan Ketua Forwaka Babel.
“Gagasan yang bagus buat Forwaka Babel bikin acara kemanusian sunatan massal. Kalau kami saja belum pernah mengadakan acara sosial. Kalau kegiatan bentuk penyuluhan hukum sudah kami lakukan, ” timpal, Baren Antonio Siagian.
Untuk Forwaka Babel, Zam Zam Siregar berpesan agar seluruh anggota Forwaka Babel yang ada di Kepulauan Bangka Belitung agar tetap menjaga integritas sebagai wartawan.
“Mudah-mudahan wartawan disana (Babel) terus bisa menjaga rule (aturan-red) supaya nama forwaka tidak dalam tanda kutip disalahgunakan dengan hal-hal yang negatif, ” pesan Zam Zam.
Forwaka yang identik dengan keluarga besar kejaksaan, meskipun menjadi anggota forwaka, Zam Zam berpesan agar tetap menjaga ataupun menjalankan kontrol sosial.
“Kalau kita bergabung dengan forum wartawan kejaksaan itu sebenarnya wadah tempat kita mengumpul saja. Wadah tempat diskusi. Bukan berarti kita terlibat dalam faksi melarang atau tidak melarang. Kebebasan pers itu sudah mutlak hak kita,” jelasnya.
Untuk itu, sambung Zam Zam, sebaiknya kalau kita membuat berita harus konfirmasi jika menyangkut nama baik seseorang ataupun institusi.
“Apalagi kalau kita kenal harus konfirmasi terlebih dahulu. Belum tentu orang yang akan kita bikin berita bersalah atau merasa dirugikan. Namanya berita itu tajam, yang benar bisa salah, yang salah bisa benar. Mininal kita membuat berita itu harus cover both side (berimbang),” katanya.
Terakhir, Zam Zam Siregar berpesan agar Forwaka Babel bisa mengembangkan organisasi dengan seutuh dan sebenar-benarnya.
“Semakin banyak anggotanya, semakin bagus organisasi itu. Pesab saya dalam membuat berita kritis boleh tapi jangan sampai ditinggalkan sinergitasnya dengan kejaksaan. Kalau kita sudah dikasih kepercayaan oleh stekholder harus benar-benar kita jaga. Intinya, Ketua Forwaka Babel harus meranggul semua media disana, jangan melihat warna benderanya. Sepanjang jelas ada medianya, ada produk beritanya,” tandasnya. (Red1)