Satuarahnews.com, Jakarta –
Bupati Bangka, Mulkan, SH. MH kembali melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI di Gedung Mina Bahari IV KKP-RI di Jakarta,Rabu 17/07/2019.
Kedatangan Bupati berserta staf dan disambut dengan penuh suka cita oleh Dirjen Perikanan Budidaya yang juga didampingi oleh Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan dan beberapa Kabubdit di lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Disampaikan Mulkan, Perkembangan sektor perikanan budidaya cukup menggembirakan, hal tersebut ditandai dengan antusiasme masyarakat untuk melakukan usaha budidaya sebagai usaha substitusi pasca timah,
“Sejak 5 tahun terakhir minat masyarakat mengkonsumsi ikan air tawar cukup tinggi. Seiring pesatnya perkembangan usaha budidaya air tawar dan budidaya ikan air payau utamanya komoditas udang vaname cukup signifikan,” ucapnya.
hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan produksi udang vaname yang luar biasa selama 3 tahun terakhirdan menempati peringakt tertinggi diprovinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Namun demikian, untuk pengadaan sarana dan prasarana, diperlukan dukungan dana pembangunan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan khususnya Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP RI,” ujar Bupati.
Tahun 2018 tercatat sebanyak 1.170,60 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 79,43 milyar yang terdiri dari produksi perikanan budidaya air tawar sebanyak 197,70 ton dengan nilai sebesar Rp. 4,03 milyar dan produksi perikanan budidaya air payau (vanname) sebanyak 972,84 ton dengan nilai sebesar Rp.75,40 milyar. Hal tersebut berdasarkan data yang disampaikan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bangka, Sapran.
“Total ekspor udang vanname di Babel selama tahun 2018 sebanyak 1800 ton yang berasal dari 7 kabupaten/kota, Kabupaten Bangka menyumbang sebesar 1000 ton. Sementara sisanya sebanyak 8000 ton berasal dari 6 kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut disampaikan usulan program pembangunan perikanan budidaya meliputi bioflock, calon induk, restocking, excavator, asuransi pembudidaya ikan, pembangunan BBI baru yang didukung sepenuhnya oleh Bupati Bangka dan Kepala BAPPEDA Kabupaten Bangka.
Senada dengan hal itu, dikatakan Kepala BAPPEDA, Pan Budi bahwa prospek perikanan budidaya kedepan cukup menjanjikan untuk dikembangkan dalam rangka pengembangan usaha substitusi pasca tambang.
“Sektor perikanan merupakan penyumbang PDRB yang cukup berarti. Pada tahun 2018 tercatat sebesar 6,2 %,” tukasnya.
Sementara Dirjen Perikanan Budidaya KKP RI, Slamet Soebjakto menyampaikan beberapa poin penting untuk usaha budidaya diantaranya yaitu ;
– sasaran bantuan sarana prasarana budidaya diarahkan kepada koperasi dan pokdakan yang berbadan hukum.
– seluruh pelaku usaha budidaya harus mendaftarkan diri pada Kartu KUSUKA, usulan pembangunan BBI baru agar dikoordinasikan dengan Biro Perencanaan untuk disesuaikan dengan menu DAK Tahun 2020.
– bantuan bioflock tahun 2020 akan diberikan jika pelaksanaan bioflock tahun 2019 di Kabupaten Bangka berhasil dengan baik.
– Bioflock tidak hanya komoditas ikan lele akan tetapi juga bisa mengembangkan jenis ikan nila, dalam rangka pemanfaatan eks galian tambang, maka dirjen perikanan budidaya akan menurunkan tim guna mengecek kandungan logam yang ada pada perairan.
– Perlu ditetapkan 1 kawasan pengembangan budidaya udang vanname di Kabupaten Bangka.
– Semoga pembudidaya ikan membuat IPAL berkelompok.
– Semua pelaku usaha wajib memperhatikan pengelolaan lingkungan terutama penanganan sampah.
– Pada tahun 2020 akan memberikan bantuan excavator untuk pengembangan usaha budidaya air payau di Kabupaten Bangka.
Diakhiri acara, Bupati menyerahkan proposal pembangunan perikanan tahun 2020 dan penyerahan plakat/cinderamata, sedangkan Dirjen Perikanan Budidaya menyerahkan plakat udang vanname kepada Bupati Bangka. (Rls/M1)