SATUARAHNEWS.COM, Pangkalpinang – Sejak beredarnya cacing Anisakis di beberapa jenis ikan di Bangka Belitung, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) menjawab kekhawatiran masyarakat terkait keamanan mengkonsumsi ikan saat ini.
Darwin Syah Putra selaku Kepala Stasiun Karantina Ikan Kelas I Depati Amir Pangkalpinang mengimbau, masyarakat tidak perlu takut mengkonsumsi ikan asal di olah dengan cara yang tepat.
“ Masyarakat tidak perlu takut makan ikan, cacing ini tidak berbahaya seperti cacing yang di temukan pada hewan lainnya seperti cacing pita pada babi, sapi dan hewan mamalia lainnya, yang paling penting, masyarakat tidak mengkonsumsi ikan dalam kondisi mentah,” ujarnya saat di wawancara usai Rapat Koordinasi Tim Jejaring Keamanan Pangan di Ruang Rapat Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hari ini, Senin (15/4).
Menurut Darwin, terdapat beberapa jenis ikan di Bangka Belitung yang telah diuji yakni Ikan Lajang, Dencis, Gulama, Selar, Kurisi, Pirang, Selangat, Bawal Putih, Ciu, Tamban, Kurisi Pasir, kakaktua, Ciu Mata Besar dan Belanak. Dari 27 sampel yang diuji terdapat 16 sampel ikan yang mengandung cacing Anisakis.
Kemudian ia menjelaskan bagaimana cara mengolah ikan sebelum dikonsumsi yakni dengan:
• Menjaga rantai dingin (suhu), kondisi kesegaran dan mutu ikan, penanganan yang higienis
• Mencuci ikan dengan air bersih dan mengalir
• Membuang organ dalam, pencernaan (jeroan)
• Tidak mengkonsumsi seafood dalam kondisi mentah
• Memasak dengan baik dan benar dalam kondisi matang (Suhu > 65-75ºC)
“ Kasus penemuan cacing pada jenis ikan di Bangka Belitung bukan kasus yang baru. Setiap tahun pada musim pancaroba akan banyak ditemukan cacing pada ikan karena musim tersebut adalah musim berkembangbiak,” katanya
Lanjutnya, komoditi ikan aman dikonsumsi tanpa membawa dampak buruk bagi manusia jika dikonsumsi dan dimasak dengan benar.
“ Mari kita bersama-sama ikut mensosialisasikan dan memberi contoh kepada masyarakat supaya tetap mengkonsumsi ikan yang diolah dengan benar,” tegasnya. (red/kominfo)