Bank Indonesia Mencatat Inflasi Babel Lebih Rendah Dibandingkan Nasional
PANGKALPINANG—Inflasi tahunan Bangka Belitung sampai November 2018 diangka 3,07 persen, atau pada angka 1,65 persen untuk inflasi kumulatif. Menurut Bank Indonesia, dengan capai itu, inflasi Bangka Belitung lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional dan semakin meningkatkan cofindence level (kepercayaan) pencapaian inflasi di tahun 2018 dan menjadi babak baru untuk era inflasi yang terkendali di Bangka Belitung.
“Tekanan inflasi sampai dengan bulan November 2018 lebih didominasi oleh tekanan dari kelompok transfortasi yang disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara,” ungkap Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitun, Tantan Heroika, saat menyampiakn sambutannya pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2018 Kantor Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis, 20 Desember 2018 di Kantor BI Perwakilan Babel, Air Itam Pangkalpinang.
Selain itu lanjut Tantan, inflasi di Babel juga didorong oleh peningkatan harga kelompok bahan makanan, namun dengan nilai yang masih terkendali. Menurut Tantan, pemantauan dan koordinasi rutin terkait pergerakan harga kelompok bahan makanan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan, berhasil menjaga harga pangan tetap stabil.
“Selain aktif dalam kegiatan TPID, Bank Indonesia (BI) berupaya mendorong stabilitas harga pangan melalui klaster ketahanan pangan yang didukung pula dengan Program Sosial Bank Indonesia,” katanya.
Menurut Tantan, tingginya kinerja ekonomi Babel juga tidak lepas dari terjaganya kualitas sistem keuangan di Babel. Ekosistem perbankan pada Oktober 2018 tetap tumbuh dengan peningkatan aset perbankan sebesar 6,00 persen atau secara nominal mencapai Rp20,48 triliun.
Selain itu, BI juga mencatat, indikator kredit tumbuh menguat pada Oktober 2018. Berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 46,74 persen atau sebesar Rp22,19 triliun.
Sedangkan untuk fungsi intermediasi perbankan di Babel juga mengalami trend kenaikan sebesar 116,74 persen hingga Oktober 2018.
“Sebagai bagian dari upaya menjaga sistem perekonomian, BI memastikan kelancaran distribusi rupiah ke seluruh wilayah Babel serta mendorong perluasan elektronifikasi sistem pembayaran di Babel,” ungkap Tantan. (hum/red)