SatuArahNews, TOBOALI- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Selatan mencatat dari total 19 unit bank sampah yang terbentuk di wilayah itu 12 di antaranya dinyatakan mati suri, Jumat (11/08/2023).
Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup Basel Agung Prasetiyo menjelaskan, penyebab bank sampah mati suri itu dikarenakan masih minimnya semangat dalam pengeloaan sampah kemudian belum terbentuknya bank sampah induk milik DLH Basel.
“Saya melihat minat pengelolaan sampah mereka terkadang suka naik turun. Pas lagi semangatnya bank sampah ini aktif kembali. Kebanyakan juga mereka bingung tempat menampung hasil dari unit bank sampah yang mereka kelola,” kata Agung.
Agung menyebutkan, salah satu upaya untuk membantu mengoptimalkan pengelolaan dan pengurangan sampah yang mati suri ini dengan mendirikan bank sampah induk DLH.
Dengan berdirinya bank sampah induk DLH pada tahun 2023 ini, unit-unit bank sampah yang mati suri tidak kebingungan lagi mencari tempat untuk menampung atau menjual sampah-sampah yang mereka tampung.
Menurut agung, sejauh ini peran bank sampah yang telah terbentuk mampu mengurangi volume sampah. Oleh karena itu pihaknya akan mengecarkan sosialisasi program DLH masuk desa di masing- masing desa.
” Target kami kedepan setiap desa memiliki bank sampah unit dan sudah ada beberapa desa yang sudah ada minat membentuk bank sampah misalnya Desa Rindik, Desa Tukak, Desa Nangka, Bangka Kota, Gudang Rajik dan berapa tokoh pemuda,” sebutnya.
Selain itu, Agung mengatakan, bank sampah juga bertujuan untuk mencegah masyarakat membuang sampah sembarangan dan pengelolaannya dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi.
” Sampah di desa belum tertangani dengan baik, karena masih banyak lahan kosong rata-rata masyarakat kita ini suka membuang sampah di kebun. Mereka mengira sisa sampah misalnya kardus, botol plastik tidak berguna padahal ada nilai ekonominya dan sampah bisa juga dijadikan pupuk organik,” terang Agung.
Semantara jumlah hampir 50/60 persen penyumbang sampah yang paling banyak di Bangka Selatan saat ini bersumber dari sampah rumah tangga yang masuk ke TPA. Untuk itu Agung berharap masyarakat dapat memilah sampah dari rumah. Sehingga sampah masuk ke TPA benar-benar sampah yang tidak bisa dikelola lagi. ( Dika)