Ratusan Kepsek Jalani Retreat Tekan Kasus Perundungan Di Dunia Pendidikan

SATUARAHNEWS- Ratusan Kepala Sekolah Jenjang SD SMP Negeri hingga swasta di wilayah ini menjalani rekreat di Makodim 0432 Bangka Selatan dalam rangka memutus mata rantai kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Selatan, Hefi Nuranda bilang pemerintah daerah mengambil langkah luar biasa dalam memperkuat ekosistem pendidikan. Caranya melalui penyelenggaraan retreat bagi para kepala sekolah jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri maupun swasta.

Kegiatan ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah daerah dan Kodim 0432 Bangka Selatan yang sejak awal menunjukkan komitmen kuat untuk ikut berkolaborasi dalam pembinaan dunia pendidikan.

“Retreat bagi kepala sekolah ini merupakan yang pertama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” ujarnya.

Menurutnya inisiatif ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk memperbaiki iklim sekolah dan memutus rantai kasus perundungan alias bullying maupun kekerasan di lingkungan pendidikan.

Maraknya perundungan di sekolah dalam beberapa waktu terakhir tidak boleh dianggap sebagai kejadian yang berdiri sendiri. Kasus tersebut harus dibaca sebagai indikator bahwa ada pola pengasuhan, kepemimpinan, atau budaya sekolah yang perlu diperkuat. 

Karena itu, pembinaan kepala sekolah menjadi salah satu titik masuk yang paling strategis. Retreat yang dilaksanakan di lingkungan militer itu tidak hanya berisi latihan fisik atau kedisiplinan, tetapi juga pembentukan karakter kepemimpinan.

Para kepala sekolah mendapatkan materi mengenai kekompakan, loyalitas, keteladanan, mental tangguh, hingga kemampuan mengelola konflik di lingkungan pendidikan. Nilai-nilai tersebut diyakini mampu membentuk pemimpin yang adaptif menghadapi dinamika peserta didik di era digital.

“Akhir-akhir ini kita lihat kasus bullying atau perundungan seringkali terjadi di lingkungan sekolah,” jelas Hefi Nuranda.

Adapun kegiatan retreat ini diikuti oleh 134 kepala sekolah yang dibagi dalam dua gelombang agar proses pembinaan lebih efektif. Gelombang pertama berjumlah 67 peserta dan berlangsung pada 17–19 November 2025. Sementara gelombang kedua dilaksanakan pada 19–21 November 2025 dengan jumlah peserta yang sama. Selama kegiatan, para kepala sekolah menjalani rangkaian pembinaan intensif yang menggabungkan pendekatan fisik, mental, dan kepemimpinan.

Mulai dari latihan baris-berbaris, materi kewaspadaan lingkungan, pembentukan solidaritas, hingga diskusi mengenai pola pengawasan dan pencegahan perundungan di sekolah. Pendekatan lintas sektor ini diharapkan dapat membentuk pemimpin sekolah yang tidak hanya administratif, tetapi juga visioner dan responsif. Retreat yang melibatkan institusi militer ini dinilai sebagai inovasi pembinaan pendidikan yang relevan dengan tantangan masa kini.

“Lewat retreat ini disiplin, kekompakan, loyalitas dan lain sebagainya menjadi bekal untuk mendidik anak-anak di era dunia dalam genggaman,” paparnya. (Red)

Comments (0)
Add Comment