PTM di Basel Capai 23.054 Kasus

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Seiring meningkatnya tekanan hidup dan perubahan pola makan masyarakat, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung kini dibayangi lonjakan penyakit tidak menular (PTM). Ribuan warga usia produktif tercatat mengidap hipertensi dan diabetes hingga triwulan ketiga tahun 2025.

Kondisi ini menempatkan pada situasi darurat kesehatan baru yang membutuhkan penanganan cepat dan menyeluruh.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa bilang PTM kini menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Berdasarkan pendataan hingga akhir triwulan ketiga total terdapat 23.054 kasus PTM baru. Dengan penderita paling banyak justru berada pada kalangan usia produktif, tentang usia 18-59 tahun.

“Paling banyak penderita PTM ini adalah usia produktif,” kata dia kepada Bangkapos.com, Rabu (19/11/2025).

Agus Pranawa mengungkapkan dari delapan penyakit PTM yang sering diderita masyarakat, hipertensi menjadi yang tertinggi dengan jumlah mencapai 14.126 kasus. Disusul obesitas 6.182 kasus, diabetes melitus 2.697 kasus dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) 19 kasus. Kemudian, hipertiroid 14 kasus, penyakit jantung koroner enam kasus, stroke enam kasus dan ginjal empat kasus. Temuan ini menegaskan bahwa PTM di Bangka Selatan tidak hanya meningkat, tetapi semakin beragam.

Kondisi tersebut dinilai sangat mengkhawatirkan, apalagi kelompok usia produktif adalah pilar utama dalam aktivitas ekonomi, pendidikan, dan pembangunan sosial. Banyaknya warga usia produktif yang mengalami hipertensi, diabetes, dan obesitas menunjukkan adanya perubahan pola hidup dan pola makan dalam beberapa tahun terakhir. Mobilitas tinggi, stres, konsumsi makanan cepat saji, serta rendahnya aktivitas fisik menjadi faktor pendorong meningkatnya angka PTM.

“Terutama hipertensi menjadi salah satu penyakit paling tinggi di Kabupaten Bangka Selatan,” ujar Agus Pranawa.

Agus Pranawa tak menampik faktor keturunan memang memiliki peran, namun bukan penyebab utama melonjaknya PTM. Faktor perilaku dan kebiasaan makan masyarakat menjadi penyumbang terbesar. Konsumsi makanan tinggi garam, minuman manis, gorengan, serta makanan berlemak menjadi kebiasaan yang sulit dihindari. Ditambah dengan minimnya olahraga dan pola tidur yang buruk, PTM semakin mudah berkembang.

PTM kerap dianggap sepele dan dikenal sebagai silent killer atau pembunuh senyap. Disebut demikian karena sebagian besar penyakit ini berkembang tanpa gejala awal yang terasa, sehingga banyak penderitanya tidak menyadari kondisi mereka hingga masuk fase berat. Ketika gejala muncul, PTM sering kali sudah menyebabkan kerusakan organ dan komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.

“PTM jika tidak ditangani secepat mungkin maka risiko kematian bisa semakin tinggi,” ucapnya. (Red)

 

 

 

Comments (0)
Add Comment