Oleh : Viki Rahmawati, Silvia dan Muhammad Akmal Prodi PGSD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
Dalam dunia pendidikan, transparasi merupakan sebuah prinsip yang tidak hanya penting diterapkan dalam sektor korporat atau pemerintahan, tetapi juga sangat penting diterapkan dalam dunia pendidikan. Hal ini sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 4 mengatur tentang pengelolaan keuangan pendidikan dengan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas kepada publik. Transparansi bersifat publik, yaitu adanya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan, dan kuantitas, rincian penggunaan, serta tanggung jawab harus jelas agar pemangku kepentingan dapat dengan mudah mempelajarinya (Andiawati, 2015; Pardede, 2019).
Dalam konteks institusi pendidikan transparasi keuangan tidak hanya berperan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya, tetapi juga sebagai kunci utama dalam membangun kepercayaan antar institusi dengan para stakeholder-nya yang meliputi siswa, orang tua, guru, staf serta masyarakat luas.
Kepercayaan menjadi modal sosial yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Ketika sebuah intitusi pendidikan mampu menunjukan pertanggung jawabannya dalam mengelola keuangannya, kepercayaan yang dibangun akan memfasilitasi berbagai aspek lain dari operasional pendidikan yang lebih luas, seperti kualitas pengajar, keterlibatan orang tua, hingga keberhasilan siswa.
Sebaliknya, jika transparasi tidak dijaga, maka akan mucul berbagai masalah, mulai dari ketidak puasan stakeholder, penurunan reputasi, hingga yang paling serius iyalah dapat menimbulkan skandal keuangan yang berpotensi menghancurkan citra suatu intitusi. Sehingga halayak luas dapat mempertanyakan, Mengapasih transparasi keuangan itu penting? Apa yang menjadi faktor suatu intitusi tidak transparasi? Serta, bagaimana kunci membangun kepercayaan manajemen institusi pendidikan? Dari beberapa pertanyaan ini mari kita kumpuas secara singakat mengenai pertanyaan-pertanyaan ini.
Mengapa transparasi keuangan itu penting?
Seperti yang kita ketahui bahwa pekerjaan apapun itu perlu yang namanya kejujuran atau keterbukaan apalagi ini terkait dengan keuangan. Yang mana dalam hal ini, uang merupakan bagain penting dalam suatu intitusi. Menurut Mardiasmo (2006) transparansi berarti keterbukaan (openness) pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Sehingga, mengapa suatu transparasi itu penting karena transparasi memperlihatkan pengelolaan dan penggunaan dana atau sumber dana, transparasi keuangan juga tidak hanya memperkuat etika, tetapi juga menjadi keunggulan kompetitif yang penting untuk intitusi di semua sektor.
Dengan demikian, keterbukaan dalam memberikan informasi keuangan memainkan peran yang penting dalam menciptakan lingkungan yang adil dan bertanggung jawab, yang pada akhirnya mendukung keberhasilan dan keberlanjutan intitusi tersebut dalam jangka panjang.
Apa yang menjadi faktor suatu intitusi tidak transparasi?
Ketika sebuah institusi memilih untuk tidak menerapkan transparasi keuangan, mereka tidak hanya mengambil resiko kerusakan reputasi, tetapi juga mempertaruhkan kepercayaan publik dan kemampuan mereka untuk mencapai tujuan jangka panjang. Berbagai faktor dapat menjadi alasan sebuah institusi tidak menerapkan transparasi, mulai dari ketidak siapan internal hingga tekanan eksternal. Jika kita lebih menggali lebih dalam faktor-faktor ini bisa membantu kita memahami tantangan yang dihadapi institusi dan menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
Salah satu alasan utama kurangnya trasparasi keuangan adalah lemahnya pengawasan dan regulasi dari suatu instasi kurang, dalam memperhatikan kinerja para pegawai keuangan. Hal ini yang membuat para pegawai keuangan merasa banyak kesepatan untuk melakukan praktik kecurangan. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia, juga menjadi penghambat penting dalam pelaporan yang transparan dan efektif. Yang mana, jika sumber daya manusianya kurang terampil dalam pengelolaan keuangan atau akutansi, akan banyak sekali mengalami hambatan. Mulai dari, banyak pekerjaan yang tidak sesaui sampai pelaporan data keuangan yang salah.
Keterbatasan teknologi juga menjadi faktor yang bnayak di temui di sekitar kita, salah satu faktor ini terjadi karena banyak instasi daerah melum mendapatan listrik ataupun akses internet yang memadai sehingga, banyak instansi yang masih kurang mengelola data keuangan untuk di transparasikan. Dan yang paling penting dari semua faktor iyalah, korupsi dan keserakahan fenomena ini marak terjadi dan cenderung lumrah dilakuakan suatu instansi manajemen keuangan. Sehingga, suatu institusi enggan untuk mentransparasikan manajemen keuangannya. Dengan mereka menyembuyikan informasi keuangan dapat menambah kekayaan suatu individu atau kelompok tertentu yang tidak ingin paktik kecurangan mereka terungkap.
Maka dari itu suatu instansi yang baik alangkalah lebih baiknya transparan dalam mengelola keuangan agar semua yang kita kerjakan menjadi amal ibadah kita kelak di akhirat.
Bagaimana kunci membangun kepercayaan manajemen institusi pendidikan?
Membangun kepercayaan dalam manajemen institusi pendidikan memerlukan pendekatan yang menerima dengan baik dari segala sisi. Berikut ini adalah beberapa kunci utama untuk mencapai kepercayaan manajemen institusi pendidikan. Dengan memfokuskan upaya pada transparansi, komunikasi, akuntabilitas, dan pendekatan berpusat pada siswa, serta mendukung ini semua dengan kepemimpinan yang integritas dan konsisten, institusi pendidikan dapat membangun dan memelihara kepercayaan yang esensial untuk keberhasilan jangka panjang.
Dengan memfokuskan upaya ini, institusi pendidikan dapat membangun fondasi kepercayaan yang kuat dengan siswa, orang tua, guru, staf, serta komunitas yang lebih luas. Hal ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk proses belajar mengajar, tetapi juga menjamin keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang institusi tersebut dalam menghadapi tantangan pendidikan di masa yang akan datang.
Transparansi keuangan merupakan prinsip krusial dalam dunia pendidikan, sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 yang menuntut keadilan, efisiensi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan pendidikan. Prinsip ini tidak hanya meningkatkan etika organisasi tetapi juga esensial dalam membangun kepercayaan antara institusi pendidikan dan para stakeholdernya, termasuk siswa, orang tua, guru, staf, dan masyarakat luas.
Kepercayaan ini, yang menjadi modal sosial penting, mendukung berbagai aspek operasional dari pendidikan, seperti kualitas pengajar dan keterlibatan orang tua, yang berkontribusi pada keberhasilan siswa. Tanpa transparansi, institusi pendidikan dapat menghadapi berbagai risiko seperti kekecewaan stakeholder, penurunan reputasi, hingga skandal keuangan yang berpotensi menghancurkan citra institusi tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk menerapkan dan menjaga transparansi dalam segala aspek pengelolaan keuangan untuk mendukung keberhasilan dan keberlanjutan jangka panjang mereka dalam dunia pendidikan yang kompetitif dan dinamis. Buatlah suatu citra yang baik, niscaya dengan kita membangun kepercayaan kepada setiap pekerjaan yang kita lakukan hal itu akan membuat hidup kita lebih tenang.