PANGKALPINANG – Anggota DPR RI Bambang Patijaya bersama anggota DPD RI Perwakilan Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ustad Zuhri M. Syazali, Senin siang (2/8/2021) mengadakan pertemuan khusus di Tins Galery, Kota Pangkalpinang.
Pertemuan kedua tokoh daerah ini menyikapi kondisi terkini Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di tengah pandemi Covid-19, ditambah lagi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV di Babel oleh pemerintah pusat akibat tingginya angka penularan Covid-19.
Bambang Patijaya menegaskan, dalam pertemuan bersama Ustad Zuhri disepakati bahwa mereka meminta pihak pemerintah daerah baik itu bupati maupun walikota di Babel untuk bersinergi menanggulangi Covid-19.
“Kami minta pihak Pemda segera melengkapi perlengkapan penanganan Covid-19, baik itu dari aspek fisik maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab saya pikir jika kita tidak lakukan hal itu segera maka kita akan selamanya terjebak pada PPKM Level IV di Babel ini,” katanya saat diwawancarai wartawan sore tadi.
Selain itu, yang paling disoroti politisi Partai Golkar ini adalah perlengkapan aspek fisik seperti ruang isolasi atau tempat tidur pasien Covid-19. Sebab, berdasarkan edaran yang disampaikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, saat ini Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur yang ada di Kepulauan Bangka Belitung telah mencapai lebih dari 80%.
“Maka kita minta pihak Pemda di Bangka Belitung untuk merespon cepat hal ini, terutama di Kota Pangkalpinang, berdasarkan data yang saya dapat ada 23 ruang isolasi pasien Covid-19 semuanya sudah terisi. Begitu pula dengan Pemkab lainnya jumlah pasien Covid-19 meningkatkan tetapi fasilitas pendukung ruang isolasi terbatas,” sesalnya.
“Kita mengusulkan para bupati dan walikota untuk membuat tempat karantina terpadu agar bisa memantau perkembangan pasien Covid-19, sehingga mencegah penularan lebih lanjut ketika mereka diisolasi secara terpadu,” tambah Bambang.
Sebelumnya, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Babel ini pernah menyampaikan bahwa dalam penerapan PPKM Level III maupun IV, ekonomi Babel jangan sampai dimatikan. Sebab, ekonomi Babel saat ini sedang beranjak pulih sebagaimana bocoran dari Bank Indonesia yang menyatakan pertumbuhan ekonomi Babel mengalami kenaikan.
“Sudah saya sampaikan pada pertemuan di Mapolda Babel beberapa waktu lalu, meski kita menerapkan PPKM level IV tapi ekonomi jangan kita matikan. Ini dalam keadaan mustahil di daerah lain ekonomi mereka selalu mengalami penurunan di masa pandemi namun berbeda dengan Babel pertumbuhan ekonominya naik,” paparnya.
Menurut dia dalam masa PPKM ini ada tiga hal yang menjadi tantangan kita bersama yaitu persoalan kesehatan, ekonomi, dan sosial.
“Kita tidak ingin dengan penerapan PPKM ini menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi di Babel. Kita juga ingin kesehatan terjaga ekonomi bangkit, dan sosial aman,” pungkasnya.
Untuk itu Bambang juga meminta pihak pemerintah daerah menyosialisasikan PPKM secara humanis, dan jangan telalu longgar di Babel.
“Ya, boleh saja longgar tetapi bertanggung jawab, artinya tetap menerapkan Prokes Covid-19,” tutupnya.
Hal sama disampaikan Ustadz Zuhri yang mengaku dalam pertemuan tersebut mereka membahas tentang ide-ide besar pembangunan dan kesehatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Kita bersama Pak Bambang membahas terkait pembangunan berkelanjutan untuk Babel, maka penting bagi para tokoh Babel merumuskan gagasan besar tersebut. Dan kita juga ingin adanya sinergisitas dan akselerasi antar tokoh maupun stakeholder,” katanya.
Diakui Zuhri, selain membahas tentang persoalan KONI Babel, mereka fokus pada PPKM di Babel dan BOR di Bangka yang mulai mengkhawatirkan serta memberikan masukan kepada bupati dan walikota untuk membuat tempat isolasi terpadu dan menambah lokasi pemakaman pasien Covid-19. (Rilis)