PANGKALPINANG — Mengingat dalam menjalankan roda pemerintahan untuk membangun suatu kota bukanlah hal yang mudah, karena seorang pemimpin dituntut mampu membentuk tim yang dapat menerjemahkan visi dan misi seorang kepala daerah, sehingga tidak dapat hanya dilakukan dengan hal yang biasa-biasa saja.
Diawal kepemimpinannya, Molen mengesampingkan orientasi politik yang ada di dalam birokrasi dalam membangun Pangkalpinang.
“Saya tidak melihat staf saya berdasarkan pilihan politik apalagi SARA. Artinya mau siapapun asalkan memiliki kualitas, potensi, kemauan, loyalitas dan integritas, keikhlasan serta ketulusan untuk membangun Pangkalpinang, yuk gabung dengan Saya,” ungkap Molen. Senin.
Untuk itu dirinya melakukan proses screening dalam melakukan staffing jajaran birokrasinya satu persatu, untuk melihat kriteria tersebut.
“Yang mau kerja ayo sini, yang memiliki visioner ayo gabung. Saya tidak suka yang follower,” tegas Molen
Dari jajarannya yang telah melalui fit and proper inilah, wali kota menjalankan visi pembangunan di Kota Pangkalpinang hingga saat ini telah menginjak satu tahun 8 bulan.
Hal ini diakui Molen, sekaligus menjawab keraguan publik mengenai mentalitas birokrat di bawah kepemimpinannya yang dinilai kurang baik.
“Menjadi pemimpin itu mudah, namun memimpin itu yang sulit. Untuk itu dalam organisasi saya membuat sesuatu yang tidak efektif menjadi efektif dan efisien, bagaimana yang nakal kita bina menjadi baik, yang malas jadi rajin bekerja,” terang Molen