PANGKALPINANG – Untuk mengantisipasi ancaman kekeringan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel, Senin (5/8/2019), mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor).
Rakor Pendahuluan Pembahasan Dampak Kekeringan yang di pimpin Pj. Sekda Babel, Yulizar ini, diikuti Kepala BPBD Babel, Mikron Antariksa, Perangkat Daerah terkait tingkat Provinsi, serta Kabupaten/Kota Se-Babel.
“Gubernur memerintahkan kita menyiapkan tim terpadu untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang kemungkinan akan terjadi di masyarakat. Hari ini, kita mengumpulkan Perangkat Daerah terkait agar kita bentuk tim itu yang akan dikoordinir BPBD. Setelah tim terbentuk dan ditandatangani oleh Gubernur, berbarengan dengan Upacara Peringatan HUT RI pada 17 Agustus nanti, dilakukan juga Gelar Apel Gabungan untuk menjelaskan tugas dan fungsi tim, siapa melakukan apa untuk antisipasi kekeringan,” jelas Yulizar.
Pemprov Babel, dikatakan Yulizar, telah menyiapkan dana sebesar Rp5 miliar bila bencana ini, terjadi di Bangka Belitung atau dalam status siaga darurat kekeringan.
Yulizar meminta agar setiap Perangkat Daerah di Lingkungan Pemprov dan Kabupaten/Kota melaporkan terus perkembangan yang terjadi di masyarakat.
Sementara itu, Kepala BPBD Bangka Belitung, Mikron Antariksa melaporkan bahwa Prakiraan Kemarau tahun ini, dari BNPB akan terjadi hingga pertengahan bulan November, dan puncaknya terjadi pada bulan Agustus hingga September 2019 ini.
BPBD Babel telah siap dengan menginventarisir seluruh peralatan, perlengkapan dan logistik serta personil yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kekeringan walaupun saat ini masih dalam kondisi masih cukup.
Status Siaga Darurat Kekeringan dijelaskannya, ditetapkan jika 40 persen dari 50 persen ketersediaan air suatu daerah berkurang.
Tim Terpadu Penanggulangan Kekeringan ini, nanti dibentuk dari semua komponen yang terkait dan langsung turun tangan ke lapangan. “Jadi ini adalah kerja Tim bukan sendiri,” ungkapnya.
Setelah Tim terbentuk juga akan didirikan helpdesk di masing masing daerah sehingga dapat menerima laporan dari masyarakat jika terjadi kekeringan ataupun ada masyarakat yang memerlukan air bisa berkoordinasi dengan Tim ini.
Dalam Rakor ini, juga menerima laporan perkembangan yang saat ini terjadi seperti jumlah titik hotspot, dan di bidang pertanian mengenai info kekeringan sawah di beberapa tempat. Data awal ini, akan diambil langkah selanjutnya untuk menjadikan suatu tim solid menanggulangi hal itu. (Red1)