SATUARAHNEWS.COM, Riau Silip – Bupati Bangka, Mulkan mengimbau pada setiap perayaan kegiatan yang bernuansa kebudayaan daerah harus memiliki nilai edukasi bagi penikmatnya.
Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri acara Pe’cun di Dusun Tuing, Desa Mapur, Kecamatan Riau Silip pada Jum’at (6/6/19).
“Saya ingin kegiatan apa saja harus ada makananya bukan hanya seremonial saja, terutama kegiatan yang mengandung nilai sejarah semacam ini,”ungkap Bupati.
Dirinya menambahkan harus ada inovasi sehingga perayaannya bernilai jual dan dapat dinikmati semua elemen masyarakat.
“Harus ada inovasi dan harus ada gambaran histori sejarahnya, kalau monoton saja apa nilai jualnya,”tambahnya.
Untuk itu, Bupati berharap agar perayaan yang bernilai kebudayaan daerah harus dapat mendidik dan bernilai ekonomis sehingga menarik para wisatawan yang akan berkunjung.
“Perayaan Pe’cun ini harus ada gambaran sehingga masyarakat kita terutama generasi muda paham dan harapannya agar mendatangkan nilai jual terhadap daerah,”harap Bupati.
Nampak hadir dalam kegiatan tersebut Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka, segenap Kepala OPD, Camat Riau Silip beserta tamu undangan lainnya.
Wakil Bupati (Wabup) Bangka Syahbudin membuka secara resmi perayaan Peh Cun tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang digelar MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) Sungailiat, jum’at (07/06/2019) di pantai Tongaci Sungailiat.
“ Peh cun adalah salah satu perayaan hari besar etnis warga keturunan cina yang jatuh pada hari ke 5 bulan ke-5 (go gwee cee go) di tahun imlek. Tradisi peh cun ini merujuk pada legenda tentang sosok pembesar pada masa dinasti Couw (340-278 SM), yang juga sastrawan dan budayawan besar yaitu Khut Gwan,” kata Wabup Bangka dalam sambutannya
Dikesempatan ini, Wabup mengajak seluruh elemen anak Bangsa, masyarakat Bangka untuk selalu bersyukur dengan situasi dan kondisi yang aman, damai, hidup dalam kerukunan dan keharmonisan antar suku budaya dan agama yang ada.
“ Kita memiliki potensi alam yang indah dan beraneka ragamnya budaya, hal ini dapat mendukung keharmonisan daerah, seperti halnya kegiatan Peh Cun yang digelar pada hari ini. Hal ini merupakan bagian dari budaya Etnis Tionghoa yang memiliki keunikan, hingga pantas untuk dilestarikan dalam menambah khasanah budaya Bangsa,” ungkapnya
Ditambahkannya, akulturasi budaya menjadi modal yang paling tepat dalam menjalin kerjasama antar masyarakat yang heterogen seperti di daerah Kabupaten Bangka. Kehidupan antar suku/etnis dalam masyarakat Kabupaten Bangka ini diistilahkan dengan simbiosis mutualisme yaitu saling membutuhkan antara satu dengan lainnya.
“Hal tersebut juga merupakan bagian penting dari integritas ke-Indonesian, dengan ke-Bhinekaan dan kemajemukan Bangsa, baik dari segi ideology, agama, suku, bahkan pilihan politik”, ujarnya.
Wabup juga mengapresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka terus menggali dan melestarikan budaya Bangka, dengan mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan.
“Melalui kolaborasi budaya yang selalu kita lakukan. Saya juga berharap hal ini dapat menjadi warisan budaya yang langgeng dan menggenerasi,” tukasnya. (Red)